Kisah Motivasi : Seekor Keldai, Seorang Anak dan Seorang Ayah.
Sekadar hiasan. |
Abu Luqman hendak mengajari anaknya tentang kehidupan ini, maka suatu hari ia mengajak anaknya untuk pergi ke pasar. Untuk itu ia menyuruh anaknya menyiapkan seekor keldai bagi mereka. Kemudian mereka berangkat. Abu Luqman menaiki keldainya dan menyuruh anaknya berjalan kaki mengikuti disampingnya. Selang beberapa waktu kemudian mereka bertembung dengan rombongan musafir dan orang-orang itu berkata, “Dasar orangtua yang pentingkan diri sendiri, anaknya disuruh berjalan kaki sedangkan ia naik di atas keldai” Mendengar itu kemudian Abu Luqman pun turun dan menyuruh anaknya naik ke atas keldai.
Anaknya pun naik keldai dan Abu Luqman pun berjalan kaki mengikuti disampingnya. Tak lama kemudian mereka berselesih dengan kafilah yang lain lagi dan mendengar orang- orang di kafilah itu bergumam, “Dasar anak tidak sedar diri, orang tuanya disuruh berjalan kaki sedang ia bersenang saja di atas keldai.”
Mendengar itu, Abu Luqmanpun kemudian menghentikan keldainya dan kemudian ikut naik bersama anaknya di atas keledai. Dan mereka kemudian bertembung dengan rombongan musafir yang lain lagi. Abu Luqman dan anaknya mendengar orang-orang dalam kafilah itu berkata, “Dasar ayah dan anak yang tidak punya rasa kasihan, keldai kurus kering begitu dinaiki berdua.”
Kemudian Abu Luqman turun dari keledai dan menyuruh anaknya juga turun. Mereka akhirnya berjalan kaki menuntun keldainya. Sesampainya di pasar, orang-orang mentertawakan mereka sambil berkata, “Hahahahaha...Lihat, lihat, dasar orang bodoh, membawa seekor keldai yang kuat tetapi tidak dinaiki bahkan mereka berjalan kaki menuntunnya.”
Kemudian Abu Luqman berkata kepada anaknya: Sesungguhnya tiada terlepas seseorang itu dari percakapan manusia. Maka orang yang berakal tiadalah dia mengambil pertimbangan melainkan kepada Allah S.W.T semata-mata. Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi satu-satunya pertimbangannya.
"Wahai anakku, tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya tidaklah menjadi fakir melainkan tertimpa tiga perkara, iaitu tipisnya keyakinannya (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang) dan hilang kemuliaan hatinya (keperibadiannya), dan lebih celaka lagi dari tiga perkara itu ialah orang-orang yang suka merendah- rendahkan dan meringan-ringankannya."
Hikmah yang boleh diambil dari kisah ini adalah bahwa sekuat apapun manusia berusaha, ia tidak akan bisa menyenangkan semua orang. Cukuplah bersandar atas keredhaan Allah, ketika melakukan sebuah kebaikan.
Comments
Post a Comment